Laman

Friday 27 May 2016

Pesona Bendungan Sigelap

Tak Usah Jauh-jauh ke Amerika Serikat hanya untuk menyaksikan bendungan Grand Coule, apalagi menempuh jutaan kilometer ke Sandouping, Yichang  provinsi Hubei Cina demi menyaksikan Bendungan Tiga Ngarai
Desa Kreo, Kecamatan Kejajar terdapat sebuah bendungan yang menyerupai stadion. Miripnya, karena pengunjung bisa menyaksikannya dari bagian atas. Kemudian, bentuknya yang unik dan pesona alam disekelilingnya yang indah itulah yang akhirnya memiliki daya tarik untuk dikunjungi.
Untuk menuju ke bendungan Sigelap butuh waktu  lima belas menit dari desa Kreo. Karena, sesampai di desa Kreo kita harus melalui area kebun teh yang dulunya merupakan perkebunan milik Belanda. Apabila tidak ditemani oleh warga sekitar atau pengunjung yang pernah ke situ, maka bisa jadi  tidak sampai tujuan. Karena, lokasinya cukup jauh dari perkampungan warga.

Sesampai di lokasi, kita akan suguhi dengan tebing dan jurang yang cukup dalam. Tetapi, akses jalan menuju ke bendungan Sigelap cukup mudah. Dari ketinggian kurang lebihnya 150 meter kita bisa menyaksikan kedalaman dan bentuk dari bendungan itu, karena letak bendungan tepat berada dibagian jurang paling bawah.
Bendungan yang memiliki diameter sekitar 50an itu merupakan Bendungan yang dibuat zaman pemerintahan lama. Bendungan dibuat dengan membendung sungai serayu, untuk kemudian aliran airnya disalurkan ke telaga Menjer.
Untuk sampai ke telaga menjer, rute bendungan yang dibuat para pekerja zaman Belanda itu dengan susah payah. Karena, pekerjanya merupakan orang-orang pribumi yang dipaksa oleh orang Belanda. Orang-orang pribumi membuat jalur dengan menumpas tebing-tebing tinggi. “Dulu ketika membuat dam itu, kami ikut bekerja,” Terang Mahmudin warga Kreo yang dulunya ikut bekerja kepada Tawon, Kamis (18/12).
Menurutnya, dibendungnya sungai tersebut, karena aliran airnya dimanfaatkan untuk menambah debit air Telaga menjer. Supaya, ketika musim kemaru maka Telaga menjer tetap bisa menampung air untuk kemudian airnya dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. “Pekerjanya dari berbagai daerah, dan kami warga asli sini juga ikut membantunya,”Jelasnya.
Menurutnya, untuk waktu pengerjaannya sudah lupa. Karena, proses pengerjaannnya membuthkan waktu yang cukup lama. Sebab, harus membuat lubang-lubang terowongan agar bisa mengalirkan air bendungan ke telaga menjer. “Kondisi di daerah sini itu kan bertebing, dan kami harus membuat terowongan,”Jelasnya.
Warga lain yang pernah bekerja di bendungan asal Kreo, Kholidin mengaku, pada zaman pembuatan bendungan ada beberapa alat-alat berat. Namun, pada zaman dahulu masih takjub dan belum mengetahui namanya. “Alat-alat yang digunakan sangat besar, dan kami tidak tahu namanya. Karena, kami hanya bekerja untuk membuat lubang-lubangnya,” Jelasnya.  (tawon/red.kang.Emil)




No comments:

Post a Comment